PENDAHULUAN
Demografi Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 237.641.326 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah sehingga diproyeksikan pada tahun 2015 penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa hingga mencapai 305 juta jiwa pada tahun 2035. Pulau Jawa salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia
memiliki bahasa dan budaya yang beranekaragam. Sejak kemerdekannya, Bahasa
Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia
dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan,
pemerintahan dan bisnis. Namun, bahasa daerah tidak sedikit pula juga tetap
banyak dipergunakan.
Dari
segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar, antara
lain :
- Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa. Sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
- Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa. Sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
- Angkatan kerja sangat besar. Perkembangan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
- Indeks kesehatan masih rendah. Angka kematian Ibu dan angka kematian bayi masih tinggi.
Namun saat ini, Indonesia sedang berada pada
suatu tahapan yang sangat krusial dan menentukan. Terutamanya sebagai sebuah
bangsa yang masih dalam masa pembangunan. Menurut sebagian para ahli ilmu
social, tahapan krusial ini disebut sebagai era bonus dempgrafi. Dimana era
tersebut sebenarnya sudah dimulai dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada
rentang waktu tahun 2025-2030.
Sayangnya, ada yang mengungkapkan bahwa bonus
demografi hanya akan dialami Indonesia sekali seumur hidup. Oleh karena itu,
menjadi penting baik bagi kita semua untuk dapat memahami apa itu Bonus
Demografi.
ISI
Banyak Negara lain yang telah terbukti sukses
memaksimalkan peluang bonus demografi di negaranya, seperti Thailand, Malaysia,
Korea Selatan dan Negara-negara lainnya. Meskipun demikian, tetap saja masih
ada Negara yang gagal dalam memaksimalkan keadaan bonus demografi yang dimiliki
negaranya. Khususnya Negara-negara yang ada di benua Afrika, seperti Eithopia
dan lain sebagainya.
Berikut
beberapa data yang digunakan untuk mengetahui indicator keadaan demografi orang
Indonesia :
- Jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk usia non produktif.
- Dampak jumlah usia produktif yang lebih besar akan mengakibatkan beban hidup menjadi lebih ringan, karena hidup penduduk usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif.
- Bonus demografi akan diawali dengan transisi demografi yang melihat pada hasil sensus sebelumnya.
Dalam mencapai keuntungan Bonus Demografi tentu
ada beberapa syarat-syaratnya. Adapun beberapa syarat-syaratnya :
- Kualitas penduduk. Secara kuantitas, jumlah penduduk Indonesia saat mengalami bonus demografi tidak perlu diragukan lagi seberapa besar jumlahnya. Namun ketika segi kuantitas tinggi tanpa disertai dengan tingkat kualitas yang tinggi, justru akan berdampak buruk dan akan menimbulkan polemik. Oleh karena itu, indicator bonus demografi sudah seharusnya juga diikuti dengan tingkat pendidikan yang baik.
- Tersedianya lowongan kerja baru. Pemerintah dapat mendorong peningkatan investasi di dalam negeri dengan mengundang investor asing dari Negara-negara maju atau dengan mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk menjadi enterpeuneur (pengusaha) baru.
Bonus
demografi tidak hanya memiliki nilai positif, tetapi juga aspek nilai negative.
Penanganan yang kurang tepat justru akan menimbulkan malapetaka besar, terutama
yang terkait dengan masalah ketenagakerjaan, seperti berikut :
- Kualitas tenaga kerja rendah.
- Rasio jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah kesempatan kerja yang tersedia.
- Persebaran tenaga kerja tidak merata.
- Terbatasnya kesempatan kerja.
- Tingginya angkatan pengangguran.
Disamping itu pula, ada beberapa solusi masalah
ketenagakerjaan di Indonesia yang muncul akibat adanya bonus demografi.
- Solusi masalah Outsourcing tenaga kerja. Sistem Outsourcing ialah suatu kegiatan pemindahan operasi dari satu perusahaan ke tempat kerja lain. Keputusan outsourcing dapat dilakukan perusahaan untuk memperkecil biaya produksi dan biaya operasional perusahaan atau untuk mengalihkan dan memusatkan perhatian karyawan kepada hal lain. Outsourcing seringkali digunakan untuk mengurangi hak karyawan yang seharusnya mereka peroleh, seperti alibi menutup kesempatan karyawan menjadi tenaga kerja tetap
- Kewirausahaan Sosial. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memiliki jiwa kreatif dan inovatif. Mempunyai jiwa ingin tahu dan selalu ingin maju serta ingin memecahkan masalah social yang ada dilingkungan sekitar. Sebab kita merupakan “Agent of Change”. Jiwa social enterpeuneurship akan mendorong sekaligus mengatasi permasalahan social di Indonesia, seperti masalah pengangguran.
PENUTUP
Bonus demografi di Indonesia disamping memiliki manfaat yang cukup besar, kita juga harus mempersiapkan mental serta jiwa untuk menghadapi bonus demografi yang nanti akan terjadi. Para penerus bangsa harus siap dan harus mampu untuk membuat Indonesia yang lebih baik. Dan juga dapat bersaing dengan Negara - negara lain supaya Negara Indonesia dapat menjadi negara maju dan memiliki pertumbuhan yang baik bagi bangsanya sendiri dan dapat menguasai segala aspek - aspek pertumbuhan Internasional.
Komentar
Posting Komentar